Rabu, 25 November 2015

Konflik Organisasi

      Konfilk Organisasi
http://josephinejoe.files.wordpress.com/2012/09/logo_gunadarma-1.jpg
 
















Disusun oleh :   
·         Bayu Aji Pratama
·         Hamzah Ramadhan
·         Kemas Aziz
·         M. Anggi
·         Rr Farah Fadhilah K.
·         Usman Rachman

     Teori Organisasi Umum : Kelompok 5
     Kelas: 2KA14


KATA PENGANTAR


            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat disusun dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan kepada teman-teman yang belum mengetahui lebih dalam tentang Konflik Organisasi
Kami berterima kasih kepada Ibu Lista Kuspriatni selaku dosen Teori Organisasi Umum  yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna meningkatkan kinerja penyusun agar menjadi lebih baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan yang lebih mendalam tentang Konflik Organisasi,  dan dapat dipahami dengan mudah.   



Jakarta, 15 November 2015



          Tim Penyusun


DAFTAR ISI




I. PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Hampir setiap har kita menyaksikan,membaca, dan bahkan mungkin mengalami sendiri situasi konflik dengan berbagai akibatnya baik bagi diri sendiri, kelompok maupun organisasi. Aneka peristiwa yang terjadi pada organisasi sosial, politik, kebudayaan dan bisnis di sekitar kita dapat menjadi rujukan yang kaya dengan contoh-contoh konflik
Peristiwa unjuk rasa pekerja yang menuntut perbaikan nasib(sosial), kongres parpol yang gagal mengusung gubernur atau recycling DPRD dan parpolnya, pertikaian masalah kepemimpinan di perguruan tinggi, konflik mahasiswa dengan rektornya dan konflik di dalam Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) yang melahirkan masalah di balik terjadinya kredit macet di bank(bisnis) adalah sebagian kecil konflik yang ada di sekitar kita.

Kesemua contoh di atas bersumber dari berita-berita yang pernah dimuat secara terbuka oleh media massa. Berbagai situasi konflik yang lain yang tidak muncul ke permukaan atau tidak dipublikasikan ternyata lebih banyak. Dengan demikian, kiranya tidak salah jika dikatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang selalu ada, dan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan kita termasuk kehidupan berorganisasi.

Pada makalah kali ini kami akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan konflik.

1.2         Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Teori Organisasi Umum , penulis juga berharap makalah ini bisa dijadikan untuk bahan belajar khususnya tentang konflik. Selain itu penulis juga berharap makalah selanjutnya akan lebih baik lagi dari makalah-makalah sebelumnya.

1.3         Rumusan Masalah

1.    Pengertian Konflik
2.    Pandangan Terhadap Konflik
3.    Jenis-Jenis Konflik
4.    Sebab-Sebab Konflik
5.    Akibat-Akibat Konflik
6.    Proses Konflik
7.    Strategi dalam Manajemen Konflik
8.    Penerapan Strategi Penanganan Konflik




 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

II. PEMBAHASAN


2.1          Pengertian Konflik

Apakah yang dimaksud dengan konfik itu? Ada banyak defini yang di temui dalam berbagi literatur manajemn daan perilaku organisasi. Ada 2 definisi tentang konflik yaitu :

1.    Robbin (1991) menyatakan bahwa konflik sebagai “(Suatu proses dengan mana usaha yang dilakukan oleh A untuk mengimbangi usaha-usaha B dengan cara merintangi yang menyembutkan B frustasi dalam mencapai tujuan atau meningkatkan keinginannya).

2.    Albanase (1981) memberi rumusan pengertian konflik sebagai sebagai “(kondisi yang di persepsikan ada diantaranya pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan dan (b) peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain).

Dari kedua defini diatas sekiranya dapat dipahami bahwa konflik itu dasarnya adalah proses yang dinamis, dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya.

2.2         Pandangan Terhadap Konflik 

Meskipun konflik itu mengandung makna pertentangan atau ketidaksesuaian, ternyata pandangan para ahli tentang kedudukan dan peran konflik bagi kelompok dan organisasi pun bermacam-macam.

Ada 3 aliran dalam pandangan terhadap konflik, yaitu :

a.    Pandangan Tradisional : Salah satu aliran pemikiran menyatakan bahwa konflik itu harus dihindarkan, karena itu menunjukkan adanya kerusakan fungsi dalah kelompok .

b.    Pandangan Hubungan Kemanusiaan : menyatakan bahwa konflik adalah suatu yang alami dan merupakan hal yang tidak dapat di kesampingkan dalam setiap kelompok.

c.    Pandangan Paham interaksionis : menyatakan bahwa konflik tidak hanya dapat menjadi kekuatan yang positif di dalam kelompok, tapi justru mutlak perlu bagi kelompok agar dapat menghasilkan kinerja yang efektif.

 

 

2.3         Jenis – Jenis Konflik

Jenis –jenis konfik dibagi atau dibedakan dalam beberapa perspekti, yaitu :

a.    Konfik Intra Individu : yaitu konfik yang di hadapi atau di alami oleh individu dengan dirinya sendiri karena  adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar yang berbeda dengan keinginan atau harapannya,

b.    Konflik Antar Individu : yaitu konflik yang terjadi antara individu yang berada dalam satu kelompok ataupun antara inividu yang berada di kelompok yang berbeda

c.    Konflik Antar Kelompok : yaitu konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok yang lain

d.    Konflik Organisasi : yaitu konflik yang terjadi antar unit-unit organisasi yang dapat bersifat struktural dan fungsional

2.4         Sebab - Sebab Konflik

Sebab  - sebab terjadinya konflik ada bermacam-macam, yaitu :

(1). Saling bergantungan (Interdependence)

Saling bergantung dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sam lain dalam menyelesaikan tugasnya.

Ada 3 situasi saling bergantungan diantaranya, yaitu :

a.    Ketergantungan yang dikelompokan

Tiap – tiap  kelompok kerja sendiri-sendiri dan tidak memerlukan interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain.

b.    Ketergantungan yang berurutan

Penyelesaian tugas oleh kelompok yang satu akan menentukan pelaksanaan tugas oleh kelompok berikutnya.

c.    Ketergantungan  ttimbal balik

Situasi dimana keluaran (hasil kerja) dari kelompok yang satu menjadi masukan bagi kelompok yang lain.

(2). Perbedaan Tujuan

Perbedaan tujuan diantara berbagai kelompok atau unit (satuan) dalam organisasi.

(3). Akibat – Akibat Konflik

Perbedaan tujuan dapat disertai dengan presepsi yang berbeda tentang suatu realita, dan ketidaksepakatan terhadap penyebab realita itu akan menimbulkan konflik.

2.5         Akibat – Akibat Konflik

Secara Common sense konflik itu berkonotasi negatidf dan berakibat buruk bagi organisasi.  Karenanya, konflik perlu dihindari, dileyapkan dan dilawan.

 Secara spesifik, konflik memliki efekfungsional dan efek disfungsional. Konflik yang fungsional yang berdampak positif dan menguntungkan bagi efektifitas organisasi. Di lain pihak yang disfungsional adalah konflik yang berdampak destruktif dan merusak efektifitas organisasi.

Jadi disinilah pentingnya peranan para manajer atau pemimpin organisasi, yaitu pandai mengidentifikasi konflik dan menetapkan langkah yang tepat, pakah memelihara konflik atau menghilangkannya.

 

2.6         Proses Konflik

Seperti yang dikatakan di atas bahwa konflik adalah proses yang dinamis. Maksudnya, di dalam konflik terdapat urutan waktu dan serangkaian peristiwa. Ada bebrapa rangkaian tahap dalam suatu konflik, yaitu :

a.    Latent conflict : yaitu tahap munculnya faktor – faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik di dalam organisasi.

b.    Perceived conflict : yaitu tahap dimana salah satu pihak memandang pihak lain seperti akan menghambat atau mengancam pencapaian tujuan.

c.    Felt conflict : yaitu tahap dimana konfilk tidak hanya sekedar di pandang atau di anggap ada, tetapi benar-benar dirasakan dan di kenali keberadaannya.

d.    Manisfest conflict : yaitu tahap dimana suatu tertentu sudah di tunjukan sebagai pertanda adanya konfilk

e.    Conflict resolution : yaitu tahap diman konflik yang ada diselesaikan atau ditekan dengan berbagai macam cara dan pendekatan

f.     Conflict aftermath : yaitu tahap ini mewakili kondisi yang dihasilkan  oleh proses sebelumnya (penyelesaian konflik). Jika konflik benar benar telah terselesaikan, maka hal itu akan meningkatkan hubungan diantara program para organisasi.

2.7         Strategi Manajemen Konflik

Bagaimana konflik yang ada harus dikelola dengan baik supaya memberikan efek yang positif bagi orgamisasi. Adapun penanganannya seperti ini, yaitu :

a.    Kompetisi

b.    Kaloborasi

c.    Penghindaran

d.    Akomodasi

e.    Kompromi

2.8         Penerapan Strategi Penanganan Konflik

Perlu disadari bahwa tak ada satu pun dari strategi pendekatan konflik di atas yang cocok untuk semua konflik. Sebab, pada situasi konflik tertentu suatu strategi boleh jadi lebih tepat digunakan daripada strategi yang lain, atau satu pendekatan tertentu lebih cocok untuk suatu yang tertentu pula.  

 

  

 

 

 

 





III. PENUTUP

3.1         Kesimpulan dan Saran

 Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Konfik Organisasi” kami menyimpulkan bahwa Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi. Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau pimpinan dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya konflik.
Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan kami jelaskan tentang daftar pustaka makalah.