Jumat, 20 Maret 2015

Manusia dan Kebudayaan

Hai Bloggers!!, kali ini saya akan membuat tulisan tentang manusia dan kebudayaan. Poin-poin yang akan saya bahas kali ini adalah manusia dan hakekatnya, kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan dan hubungan manusia dan kebudayaan. Semoga tulisan saya dapat membantu!
1.     Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens  (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primatadari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan  lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau  perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/I, dewasa, dan tua
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
Ø  Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan   menempati ruang dan waktu.
Ø  Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
Ø  Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dandmemahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
Ø  Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.(Asy’arie,1992 hal: 62-84).
  
Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
Ø  Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh  kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
Ø   Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan  Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh  prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
Ø  Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia  lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu  menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud,  dalam Brennan, 1991; hal 205-206).



2.     Hakekat Manusia
Ada beberapa Hakekat manusia secara umum diantaranya :
1.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh
Tubuh adalah  materi yang dapat dilihat, diraba dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tbuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak akan hancur karena jiwa dalah roh sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

2.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaan manusia terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh Tuhan dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Manusia mampu menciptakan iptek dengan akalnya, mempertimbangkan nilai-nilai baik dan buruk serta berkehendak.

3.      Makhluk biokultural, yaitu makluk hayati dan budayawi.
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi factor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi, biokimia, bpsikobiologi, patologi, genetika ,biodemografi dan sebgaainya.

4.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estesis, etis, dan religious. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali karya dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religious, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.

3.     Kepribadian Dari Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda-beda, ada yang diwilayah Barat, Timur, dan Tengah. Berada dilingkungan yang berbeda membuat kebiasaan, adat istiadat, budaya juga berbeda. Perbedaan budaya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Indonesia merupakan salah satu bagian dari bangsa timur. Sebagian besar bangsa timur slalumengedepankan norma-norma, moral, etika, dan nilai adat istiadat serta nilai kebudayaannya. Dalam hal kepribadian, Bangsa Timur biasanya memiliki jiwa sosial yang besar dan sikap toleransi yang tinggi, gotong royong, juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bertingkah laku maupun berpakaian . Tak heran bahwa Bangsa Timur sangat terkenal dengan keramah tamahan penduduknya.
Bangsa timur masih memiliki kebiasaan dan adat istiadat yang masih kental. Contohnya saja negara Korea, mereka masih menggunakan hanbok pada saat hari penting. Misalnya pada saat seollal atau di kenal sebagai tahun baru Korea, ulang tahun anak pertama, pernikahan, dan festival yang biasa di rayakan di Korea. Hanbok merupakan pakaian tradisional Korea. Dan pada saat acara pernikahan pada umumnya kedua mempelai diwajibkan minum soju ( arak tradisional korea yang terbuat dari beras fermentasi ).
Kebanyakan bangsa timur juga masih percaya dengan mitos-mitos. Misalkan di Jepang, walaupun tergolong negara maju orang-orang  Jepang biasanya menikah di musim semi karena di percaya bila menikah di musim semi pernikahan mereka akan bahagia. Meraka juga masih percaya dengan hal-hal mistis seperti yang terjadi di Indonesia. Sikap-sikap tersebut telah mencerminkan bahwa kepribadian Bangsa Timur sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaan, agama, serta adat istiadat dari bangsa itu sendiri.

4.     Pengetian Kebudayaan
Kata Kebudayaan berasal dari kata sanskerta yakni “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang  berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan-paut dengan akal atau budi.
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini, kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz, 1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).

5.     Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsure-unsur besar maupun unsure-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan indonesis dapa dijumpai unsure besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing baju, peniti dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Menurut C.Kluckhorn di dalam  karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsure kebudayaan universal yaitu:
1.     Sistem religi
merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan  lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2.      Sistem organisasi  kemasyarakatan,
merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Maka manusia berfikir untuk menyusun organisasi kemasyarakatan dimana manusia mulai bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3.     Sistem pengetahuan
merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas dan disebarkan dari generasi ke generasi.

4.     Sistem mata pencaharian hidup
yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

5.     Sistem teknologi dan peralatan
merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan  alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.


6.     Bahasa
merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.

7.     Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia butuh untuk memuaskan kebutuhan psikisnya. Manusia tidak semata-mata memuaskan perutnya saja, tetapi keindahan, dan suara yang merdu yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian

6.     Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai 
, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

7.     Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu  kesatuan.
Dari sisi lain, hubungan manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan anatara manusia dan masyarakat yang dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini melalui tiga tahap yaitu:
1.      Eksternalisasi: proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalissasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.      Obyektivasi: yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
3.      Internalisasi: yaitu proses dimana masyarakat isergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik.

Manusia dan kebudayaan mempunyai hubugan yang sangat erta atau berkaitan satu sama lain. Pada kondisi seperti ini bisa disimpulkan bahwa manusia sendiri yang membuat kebudayaan pada daerahnya msing-masing lalu diturunkan dari generasi ke generasi dan terus dilaksanakan. Tidaklah penting untuk mengetahui mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan karena seperti yang terlihat kebudayaan tidak bersinggungan dari manusia yang menciptakannya.

 Sumber:
elearning Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://amyrhetorica.tumblr.com/post/33563901358/tulisan-1-kepribadian-bangsa-timur-soft-skill